1. Topik hangat yang saat ini sedang saya temukan, atau yang saya bicarakan di beberapa media
social saya adalah kenaikan tarif transportasi online per April 2017.
2. Topik terkait kenaikan tarif transportasi online per April 2017 itu ternyata sudah di angkat oleh
beberapa portal berita online seperti tribunnews
(http://www.tribunnews.com/techno/2017/03/21/tarif-ojek- online-naik- rp-3000km- mulai-1-
april) , kompas
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/30/221029426/kemenhub.pastikan.tarif.tak
si.online.lebih.murah.dari.konvensional) , CNN Indonesia
(http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170320162509-384- 201485/tak-ada- lagi-tarif-
murah-untuk- taksi-grab- uber-dan- gocar/) dan Merdeka (https://www.merdeka.com/uang/hari-
pertama-pemberlakuan- aturan-baru- taksi-online- tarif-belum- naik.html)
pada portal berita Tribunnews, kompas, dan CNN mengangkat topik yang sama yakni kebijakan
dan pertauran baru yang ditetapkan oleh pemerintah terkait transportasi online, dengan
harapan peraturan ini dapat meredakan konflik yang ada antara transportasi konvensional dan
transportasi online.
Namun pada portal Merdeka, memuat pemberitaan yang berbeda bahwa ternyata kenaikan
tarif dan peraturan baru tersebut belum dirasakan oleh pengguna transportasi online.
Kesimpulan saya adalah, peraturan baru dan kebijakan baru terkait transportasi online memang
sudah ada dan sudah ditetapkan, namun ternyat aplikasinya belum terlaksana per April 2017
dengan bukti bahwa para pengguna jasa transportasi online belum merasakan adanya
perubahan yang signifikan
Tidak ada perbedaan yang ,mencolok, hanya saja issue tersebut tidak dirasakan di dunia nyata
3. Olok olok tersebut pada awalnya dibuat oleh segelintir orang khususnya para pekerja yang
hendak pulang dari kantor menuju rumahnya yang dibekasi, namun akibat macet dan jalanan
yang kurang memadai serta banyaknya pengemudi yang menuju ke bekasi, maka jarak tempuh
dirasa sangat panjang. Olok olok ini kemudian bias meluas di media social karena banyaknya
masyarakat yang me-share berita tersebut, dan bagi beberapa orang yang merasa mengalami
hal yang sama, mereka saling berbagi pengalaman terhadap jarak tempuh menuju bekasi.
Cerita pengalaman yang saling bersaut sautan ini kemudian secara otomatis menjadi fakta bagi
beberapa orang (worth of mouth). Kemudian olok olok tersebut semakin viral dengan dibuatnya
meme atau lelucon di dunia nyata. Belum lagi adanya kekuatan hashtag yang menjadi cirri khas
media social, yakni sebuah issue yang sedang hangat akan dibubuhi dengan tanda hashtag dan
semakin diperbincangkan, akan menjadi top trnding topic yang dapat diliat oleh banyak user
social media
4. Beberapa pers nasional mengangkat hal ini karena masyarakat tertarik dengan topic tersebut
sehingga menjadi sebuah nilai berita yang mampu menarik perhatian masyarakat, dan adanya
unsur kedekatan dengan hidup masyarakat. Berita yang sedang hangat ini kemudian mampu
menarik perhatian public untuk mengakses portal media tersebut yang pada akhirnya akan
memberikan keuntungan bagi si portal berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar